20151004

Sebelumnya pernah dibahas cara convert file Coreldraw ke Autocad, tetapi bagaimana jika dibalik convert file Autocad ke Coreldraw ?
Kali ini akan kami berikan tutorial convert file Autocad ke Coreldraw melalui video dibawah ini :


Video Tutorial convert Autocad to Coreldraw



Posted on 06:48 by Unknown

No comments

Coreldraw dan autocad adalah dua software grafis yang sama-sama bagus untuk membantu pekerjaan kita dalam membuat desain arsitektur bangunan, mekanikal elektrikal atau gambar lainya. Bisa jadi ketika bekerja dengan salah satu software tersebut  terlintas dalam angan untuk menggunakan software lainya karena mungkin belum tersedia fitur atau belum memahami secara detail tutorial penggunaan menu dan tombol yang tersedia.  lalu bagaimana caranya untuk konversi file coreldraw CDR ke autocad DWG atau sebaliknya? kita bisa melakukanya dengan bantuan software converter atau langsung menggunakan fitur yang disediakan pada software coreldraw.

Cara konversi file coreldraw CDR ke autocad DWG
Dengan cara export pada coreldraw
  1. Menyiapkan file yang akan di konversi
  2. Buka file .cdr dengan software coreldraw dengan menu “open” lalu melakukan pengaturan pada menu “file”.
  3. Buka lagi menu “file” lalu pilih pada pengaturan “export”.
  4. Pilih jenis file hasil konversi, gunakan format .dxf atau .wmf yang didukung dan bisa dibuka dengan autocad atau software CAD sejenis lainya, pilih export file.
  5. File hasil export tersebut dapat dibuka pada autocad lalu di save as kedalam format dwg.
Dengan cara menggunakan software converter dengan berbagai jenis yang bisa didapatkan secara gratis maupun berbayar di dunia internet. untuk mencarinya bisa menggunakan website search engine atau bisa langsung menuju website tempat berbagi file secara online.

Contoh fungsi software coreldraw dan autocad
  1. Untuk membuat desain gambar bangunan, bisa berupa detail struktur, arsitektur atau mekanikal elektrikal.
  2. Desain papan reklame yang banyak bertebaran dijalan raya.
  3. Untuk membuat gambar animasi untuk media cetak, online maupun audio visual seperti televisi.
  4. Membuat lukisan secara digital.
  5. Iseng-iseng saja untuk menuangkan kreatifitas menggambar dengan menggunakan komputer.
  6. Hanya sekedar latihan menggunakan software, sehingga tidak memikirkan hasil menggambar mau dibuat apa, yang penting memahami cara penggunaanya terlebih dahulu.

Sumber ilmusipil

Posted on 06:32 by Unknown

No comments

Rekapitulasi harga bangunan merupakan bagian dari perhitungan rencana anggaran biaya bangunan yang berfungsi untuk merekap hasil perhitungan analisa harga satuan sehingga mudah dibaca dan dipahami, sebelum membuat rekapitulasi harga bangunan terlebih dahulu dihitung harga tiap – tiap item pekerjaan
contoh analisa harga satuan yang merupakan detail dari rekapitulasi harga bangunan
Pekerjaan persiapan meliputi:
  • Pekerjaan mobilisasi alat dan bahan
  • Pekerjaan pembersihan lahan
  • Pekerjaan pemsangan bowplank

Pekerjaan pondasi meliputi:
  • Pekerjaan galian tanah
  • Pekerjaan lantai kerja
  • pekerjaan urugan pasir
  • pekerjaan pasangan batu kali
  • Pekerjaan urugan tanah kembali
Pekerjaan dinding meliputi:
  • Pekerjaan pasangan dinding bata
  • Pekerjaan plesteran
  • Pekerjaan acian
Pekerjaan beton bertulang meliputi:
  • Pekerjaan sloof
  • pekerjaan kolom
  • pekerjaan ring balok
  • pekerjaan lantai beton
Pekerjaan atap meliputi
  • Pekerjaan rangka atap
  • pekerjaan penutup atap
  • pekerjaan kerpus
  • pekerjaan lis plank
Pekerjaan plafond meliputi:
  • Pekerjaan rangka plafond
  • Pekerjaan plafond
Pekerjaan lantai meliputi:
  • Pekerjaan urugan tanah
  • pekerjaan lantai kerja pekerjaan pasir urug
  • pekerjaan scred lantai
  • pekerjaan lantai keramik
Pekerjaan landscape meliputi:
  • Pekerjaan urugan tanah
  • pekerjaan kanstin
  • pekerjaan paving block
  • pekerjaan penanaman tanaman
  • pekerjaan kolam taman
Pekerjaan pintu dan jendela meliputi
  • pekerjaan pintu
  • pekerjaan jendela
  • pekerjaan boven
dari masing-masing item pekerjaan tersebut dihitung analisa harga satuanya masing-masing kemudian dibuat rekapitulasi harga pekerjaan


Sumber ilmusipil

Posted on 06:26 by Unknown

No comments

Pada artikel kali ini kita coba buat sebuah contoh perhitungan volume material bangunan yang diperlukan untuk menghitung rencana anggaran biaya bangunan maupun sebagai pedoman untuk membeli bahan bangunan.
Berikut ini beberapa contoh perhitungan volume bangunan yang dihitung tanpa penambahan faktor keamanan dan material terbuang yang biasanya ditambahakan dalam perhitungan volume material
  • Perhitungan volume beton
Dalam perencanaan anggaran biaya bangunan besarnya kebutuhan beton sering dihitung dengan satuan m3
Contoh perhitungan volume beton
Sebuah kolom beton berukuran 0,25 m x 0,25 m dengan tinggi 3 maka volume beton adalah 0,25 m x0,25 m x 3 m = 0,1875 m3

  • Perhitungan volume besi beton
Besarnya volume besi beton dapat dihitung dengan satuan kg atau batang
Contoh perhitungan volume besi beton
Sebuah kolom setinggi 3 m mempunyai 4 buah besi diameter 10 sebagai tulangan pokok, sebelumnya kita lihat tabel besi dahulu disini untuk mengetahui berat besi diameter 10 per m, atau bisa kita hitung dengan rumus 0,00065 x (10×10). Selanjutnya kita hitung volume besi beton 4bh x 3m  = 12 m, jika panjang besi per batang yang dijual dipasaran adalah 12m maka kita membutuhkan 1 btg yang jika dikonversi ke kg sama dengan 12 m x berat besi per m =  12 x … = …. kg

  • Perhitungan volume kayu
Besarnya volume kayu sebagai material bangunan dapat dihitung dengan satuan m3 atau m
Contoh perhitungan volume kayu
Sebuah balok tarik kuda – kuda kayu ukuran 8/12 dengan bentang 6 m mempunyai volume sebesar 0,08×0,12×6= 0,0576 m3 , jika panjang kayu yang dijual dipasaran perbatang adalah 4 m maka kita membutuhkan kayu sebesar 6 : 4 = 1,5 btg.

  • Perhitungan volume kaca
Volume material kaca dihitung dengan satuan m2, misalnya sebuah jendela mempunyai kaca berukuran 60 cm x 150 cm maka volume kaca adalah 0,6 m x 1,5 m =0,9 m2 , namun untuk memudahkan pembuatan rencana anggaran biaya bangunan seringkali volume kaca dihitung dalam satuan unit.

  • Perhitungan volume urugan dan galian tanah
Perhitungan volume urugan dan galian tanah dihitung dalam satuan m3, misalnya kita akan melakukan pekerjaan urugan tanah pada lahan berukuran 6m x 12 m dengan ketinggian urugan tanah 2 m maka besarnya volume tanah adalah 6×12 = 72 m3

  • Perhitungan volume batu bata
Perhitungan volume pasangan batu bata dalam perhitungan rencana anggaran biaya dapat dihitung dengan ukuran m2, misalnya sebuah pekerjaan pemasangan dinding bata berukuran 3m x 3m maka volume pasangan batu bata adlah 3m x 3 m = 9m2 , untuk menghitung jumlah batu bata dapat dilakukan dengan cara mengalikan luas pasangan batu bata dengan jumlah kebutuhan batu bata per m2, untuk lebih tepatnya sebaiknya dilakukan perhitungan jumlah bata per m2 sesuai pengalaman masing-masing, namun dalam standar nasional Indonesia memberikan data jumlah bata ukuran per m2 = 70 bh, jika kita kalikan 9mx70bh = 630 bh batu bata.


Sumber ilmusipil

Posted on 06:23 by Unknown

No comments

Analisa harga satuan bekisting atau biasa juga disebut form work berdasarkan standar nasional indonesia (SNI)
Memasang 1 m2 bekisting untuk pondasi
  • Analisa harga Bahan
Kayu kelas III 0,040 m3
Paku 5 cm – 10 cm 0,300 kg
Minyak bekisting 0,100 Liter
  • Analisa harga Tenaga kerja
Pekerja 0,520 OH
Tukang kayu 0,260 OH
Tenaga kerja Kepala tukang 0,026 OH
Mandor 0,026 OH

Memasang 1 m2 bekisting untuk sloof
Kebutuhan Satuan Indeks
  • Analisa harga Bahan
Kayu kelas III 0,045 m3
Paku 5 cm – 10 cm 0,300 kg
Minyak bekisting 0,100 Liter
  • Analisa harga Tenaga kerja
Pekerja 0,520 OH
Tukang kayu 0,260 OH
Tenaga kerja Kepala tukang 0,026 OH
Mandor 0,026 OH

Memasang 1 m2 bekisting untuk kolom
  • Analisa harga Bahan
Kayu kelas III 0,040 m3
Paku 5 cm – 12 cm 0,400 kg
Minyak bekisting 0,200 Liter
Balok kayu kelas II 0,015 m3
Plywood tebal 9 mm 0,350 Lbr
Dolken kayu galam, φ (8–10) cm, panjang 4 m  2,000 Batang
  • Analisa harga Tenaga kerja
Pekerja 0,660 OH
Tukang kayu 0,330 OH
Tenaga kerja Kepala tukang 0,033 OH
Mandor 0,033 OH

Memasang 1 m2 bekisting untuk balok
  • Analisa harga Bahan
Kayu kelas III  0,040 m3
Paku 5 cm – 12 cm  0,400 kg
Minyak bekisting  0,200 Liter
Balok kayu kelas II  0,018 m3
Plywood tebal 9 mm  0,350 Lbr
Dolken kayu galam, φ (8-10) cm, panjang 4 m 2,000 Batang
  • Analisa harga Tenaga kerja
Pekerja 0,660 OH
Tukang kayu 0,330 OH
Tenaga kerja Kepala tukang 0,033 OH
Mandor 0,033 OH

Memasang 1 m2 bekisting untuk lantai
  • Analisa harga Bahan
Kayu kelas III 0,040 m3
Paku 5 cm – 12 cm 0,400 kg
Minyak bekisting 0,200 Liter
Balok kayu kelas II 0,015 m3
Plywood tebal 9 mm 0,350 Lbr
  • Dolken kayu galam, φ (8-10) cm, panjang 4 m 6,000 Batang
Analisa harga Tenaga kerja
Pekerja 0,660 OH
Tukang kayu 0,330 OH
Tenaga kerja Kepala tukang 0,033 OH
Mandor 0,033 OH

Memasang 1 m2 bekisting untuk dinding
  • Analisa harga Bahan
Kayu kelas III 0,030 m3
Paku 5 cm – 12 cm 0,400 kg
Minyak bekisting 0,200 Liter
Balok kayu kelas II 0,020 m3
Plywood tebal 9 mm 0,350 Lbr
Dolken kayu galam, φ (8-10) cm, panjang 4 m 3,000 Batang
Formite/penjaga jarak bekisting/spacer 4,000  Buah
  • Analisa harga Tenaga kerja
Pekerja 0,660 OH
Tukang kayu 0,330 OH
Kepala tukang 0,033 OH
Mandor 0,033 OH

Memasang 1 m2 bekisting untuk tangga
  • Analisa harga Bahan
Kayu kelas III 0,030 m3
Paku 5 cm – 12 kg 0,400 cm
Minyak bekisting 0,150 Liter
Balok kayu kelas II 0,015 m3
Plywood tebal 9 mm 0,350 Lbr
Dolken kayu galam, φ (8-10) cm, panjang 4 m 2,000 Batang
  • Analisa harga Tenaga kerja
Pekerja 0,660 OH
Tukang kayu 0,330 OH
Kepala tukang 0,033 OH
Mandor 0,033 OH


Sumber:  ilmusipil
                SNI

Posted on 06:19 by Unknown

No comments

Koefisien analisa harga satuan adalah angka – angka jumlah kebutuhan bahan maupun tenaga yang diperlukan untuk mengerjakan suatu pekerjaan dalam satu satuan tertentu. koefisien analisa harga satuan berfungsi sebagai pedoman awal perhitungan rencana anggaran biaya bangunan, kondisi tersebut membuat koefisien analisa harga satuan menjadi kunci menghitung dengan tepat perkiraan anggaran biaya bangunan.

Contoh koefisien analisa harga satuan bangunan
misalnya untuk 1 m2 pekerjaan plesteran dinding koefisien analisa harga satuanya adalah sebagai berikut:
Analisa  untuk 1 m2 pekerjaan plesteran 1 pc : 4 ps adalah
koefisien analisa bahan
  • 0.2170 zak semen
  • 0.02830 m3 pasir pasang
koefisien analisa tenaga
  • 0.0125 hari mandor
  • 0.0200 hari kepala tukang
  • 0.2000 hari tukang batu
  • 0.2500 hari pekerja
angka – angka diatas merupakan koefisien analisa harga satuan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan 1m2 pekerjaan plesteran membutuhkan 0.2170 zak semen, sehingga jika kita akan mengerjakan 100 m2 pekerjaan plesteran maka kita harus membeli atau menyediakan semen sebanyak 0.2170 x 100 = 21,70 zak.
begitu juga dengan kebutuhan tenaga sesuai koefisien analisa harga satuan diatas untuk menyelesaikan 1m2 pekerjaan plesteran diperlukan 0.20 hari tukang batu, maka untuk menyelesakan 100 m2 plesteran dibutuhkan 0.20 x 100 = 20 hari kerja untuk satu tukang, nah jika kita ingin menyelesaikan pekerjaan plesteran tersebut dalam waktu 5 hari maka diperlukan tukang batu sebanyak 20 hari : 5 = 4 tukang batu.

Cara mencari koefisien analisa harga satuan rencana anggaran biaya bangunan ?
untuk mencari koefisien analisa harga satuan di indonesia bisa dlakukan dengan berbagai macam cara, diantaranya adalah:
  • Melihat buku Analisa BOW
Koefisien analisa harga satuan BOW ini berasal dari penelitian zaman belanda dahulu, untuk sekarang ini sudah jarang digunakan karena adanya pembengkakan biaya pada koefisien tenaga.
  • Melihat Standar Nasional Indonesia ( SNI )
standar nasional ( SNI ) ini di keluarkan resmi oleh badan standarisasi nasional, dikeluarkan secara berkala sehigga SNI tahun terbaru merupakan revisi edisi SNI sebelumya. untuk memudahkan mengetahui edisi yang terbaru, SNI ini diberi nama sesuai tahun terbitnya misal : SNI 1998, SNI 2002 , SNI 2007.
  • Melihat standar perusahaan
pada perusahaan tertentu menerbitkan koefisien analisa harga satuan tersendiri sebagai pedoman kerja karyawan, koefisien analisa harga satuan perusahaan ini biasanya merupakan rahasia perusahaan.
  • pengamatan dan penelitian langsung dilapangan.
Cara ini cukup merepotkan dan membutuhkan cukup banyak waktu, tapi hasilnya akan mendekati ketepatan karena diambil langsung dari pengalama kita dilapangan, caranya dengan meneliti kebutuhan bahan, waktu dan tenaga pada suatu pekerjaan yang sedang dilaksanakan.
  • melihat standar Harga satuan
Harga satuan ini dikeluarkan per wilayah oleh pemerintah indonesia maupun standar perusahaan masing – masing, jika kita menggunakan harga satuan ini maka kita tidak memerlukan koefisien analisa harga satuan karena untuk menghitung rencana anggaran biaya kita hanya perlu mengalikan volume pekerjaan dengan harga satuan.


Sumber ilmusipil

Posted on 06:10 by Unknown

No comments